Rabu, 12 Oktober 2016

Adab-adab yang Berkaitan dengan Ucapan dan Lisan dalam Islam

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pada kesempatan ini saya akan menuliskan tentang adab-adab ucapan dan lisan, dimana sebaiknya kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-harinya. langsung saja, sebagai berikut:
  • Jangan mengatakan apa yang tidak diketahui. Sangat besar murka Allah atas orang yang mengatakan apa yang tidak dilakukannya. (Al-Qur'an)
  • Setiap perkataan akan dicatat oleh Malaikat Rakib dan Atid as.. (Al-Qur'an)
  • Kebanyakan manusiamasuk neraka disebabkan mulut dan kemaluan. (Tirmidzi)
  • Wajib jujur dalam setiap perbuatan dan pembicaraan. Orang jujur akan mudah menuju syurga. (Muslim)
  • Hendaknya bertutur kata dengan lembut, walaupun kepada penjahat. Orang yang bersikap lemah lembut kepada orang lain, Allah akan balas dengan kelembutan pula. Dan yang bersikap kasar kepada orang lain, Allah akan membalasnya dengan kekasaran pula. (Muslim)
  • Boleh bersenda gurau, tetapi jangn terlalu berlebihan dan jangan ada bohong di dalamnya. (Tirmidzi, Ahmad, Thabrani)
  • Allah paling membenci orang yang berlagak fasih berbicara dan yang pintar bersilat lidah. (Abu Dawud, Tirmidzi)
  • Hendaklah berbicara dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh masyarakat umum. (Tirmidzi) *Apabila berbicara dengan seseorang, hendaknya memperhatikan tingkat kepahamannya. Sesuaikan pembicaraan dengan pemahaman lawan bicara. Jangan bicara sesuatu yang tidak sesuai dengan tingkat pemahaman mereka, karena dapat menyebabkan kesalahpahaman.
  • Malu dan sedikit bicara adalah cabang iman. Banyak omong dan pintar bicara adalah cabang nifak. (Tirmidzi) *Maka jangan mengatakan  semua yang kita ketahui. Cukup seseorang itu dikatakan pembohong besar, jika ia selalu mengatakan apa yang ia ketahui. (Muslim, Abu Dawud, Hakim)
  • Jangan banyak bertanya mengenai sesuaatu yang tidak perlu.(Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud)
  • Jangan bersuara terlalu keras. Jangan pula berbicara terlalu pelan sehingga tidak terdengar oleh yang lainnya. (Baihaqi)
  • Ketika mendapat musibah disunnahkan untuk membaca: innalillahi wainna ilaihi raaji'uun, "Sesungguhnya kita milik Allah, dan kita akan kembali kepada-Nya." Lalu berdoa, "Ya Allah, disisi-Mu lah aku mengharap pahala dengan sebab musibah (yang menimpaku), maka berikanlah pahala kepadaku di dalamnya dan gantikanlah untukku dari sebab musibah itu dengan yang terbaik." (Tirmidzi, Ahmad)
Ucapan dan perkataan yang dilarang:
  • Haram berbohong. Boleh berbohong jika: 1) Dalam peperangan, 2) Agar berdamai antara yang bertengkar, 3) Menjaga keutuhan suami istri. (Muslim)
  • Bohong yang terbesar adalah: 1)Mengaku keturunan seseorang, padahal bukan, 2) Mengaku bermimpi sesuatu yang tidak ia impikan, 3) Berbohong dengan mengatasnamakan Nabi SAW.
  • Dilarang mencaci sesama muslim. Siapa yang memulai lebih dulu adalah lebih besar dosanya. (Muslim)
  • Haram membicarakan aib orang lain. Kalaupun benar, berarti ia telah mengghibah. Jika salah berarti ia telah memfitnah. Sebaliknya wajib menutupi aib sesama muslim. Barangsiapa menutupi aib saudaranya, Allah akan menutupi aibnya di akhirat. (Muslim)
  • Penebus ghibah adalah istighfar sebanyak-banyaknya. (Hakim)
  • Jangan sekali-kali mengutuk binatang. Binatang yang dikutuk menjadi benar-benar terkutuk. Dan jangan katakan, "celaka engkau", dengan nada mengutuk. Orang yang biasa mengutuk tidak akan memberi syafaat dan tidak bisa menjadi saksi di akhirat.(Muslim)
  • Haram berwajah dua, yaitu kepada A membicarakan keburukan B dan kepada B membicarakan keburukan A, sehingga terjadi perpecahan diantara A dan B. (Muslim)
  • Jangan memanggil Raja di raja kepada seseorang. Raja di raja hanya Allah SWT.. (Bukhari, Muslim)
  • Jangan menyebut kepada orang munafik, 'sayyid atau tuan.' (Abu Dawud)
  • Haram mengatakan kepada orang muslim, 'hai kafir...' Ucapan itu akan berbalik kepada pemanggilnya. (Bukhari, Muslim)
  • Jangan menghina sesama muslim. (Bukhari, Muslim). *Setiap mukmin wajib dimuliakan karena di dalam hati mereka  ada kalimat Laa Ilaha Illallah.
  • Jangan mengatakan 'sial aku...'. (Muslim) *Ucapan tersebut menunjukan kita tidak rela atas keputusan Allah dan menunjukan bukan sifat orang beriman.
  • Jangan mencaci pembantu dan orang yang sudah mati. Dan jangan memaki angin, hujan, serta halilintar. Itu adalah peringatan Allah bagi kita. (Tirmidzi)
  • Jangan memaki ayam jantan, karena ia biasa membangunkan manusia untuk sholat. (Abu Dawud)
  • Jangan menghina tahun. (Muslim)
  • Jangan mengatakan, "akan kukerjakan besok..." seolah-olah pasti besok ia masih tetap hidup. Hendaknya mengucapkan 'InsyaAllah..." (Al-Qur'an)
  • Jangan mengatakan mengenai seseorang, 'Dia tidak akan diampuni oleh Allah...,' walaupun ia pendosa besar. Allah sajalah yang berhak mengampuni atau tidak. (Muslim, Thabrani)
  • Jangan memanggil kepada majikan dengan sebutan: 'Rabbii, pengasuhku atau pemeliharaku'. Sebutan itu hanya milik Allah SWT.. Panggilah dengan sebutan 'tuanku'. Dan jangan memanggil pembantu atau orang bawahan dengan sebutan 'hambaku'. Hanya kepada Allah manusia boleh menghambakan dirinya. Panggillah dengan sebutan 'pembantuku'. (Ahmad)
  • Jangan menyebut seseorang dengan perkataan: 'Hai orang yang suka membujang (tidak kawin-kawin)...' (Baihaqi)
  • Jangan mengatakan: 'kalau saja begini, kalau saja begitu...' Ini akan membuka pintu setan untuk menggoda. (Hakim)
  • Jangan mengatakan: 'terserah kamu...', tetapi harus diiringi dengan tambahan 'terserah Allah selebihnya terserah kamu..', atau 'menurut kehendak Allah, kemudian menurut kehendakmu' atau 'karena pertolongan Allah, kemudian karena pertolonganmu'. (Abu Dawud)
  • Jangan mengucapkan kata-kata jorok dan tidak sopan, karena ucapan-ucapan itu akan mengeraskan hati. Keras hati membawa kepada dosa, dan dosa membawa kepada neraka. (Bukhari, Muslim, Nasa'i, Tirmidzi)
Demikian adab-adab ucapan dan lisan, semoga bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.. .
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar